Berdasarkan daya hantar listriknya,
larutan dibedakan atas elektrolit dan non-elektrolit. Elektrolit dapat
menghantar listrik, sedangkan non-elektrolit tidak. Hantaran listrik melalui
larutan dapat diuji dengan suatu alat yang disebut electrolyte tester. Adanya
hantaran listrik ditandai oleh menyalanya lampu pijar pada rangkaian itu dan adanya suatu perubahan ( misalnya,
timbul gelembung ) pada salah satu atau kedua elektrodenya.
Teori
ion Stante Arrhenius
Seorang ahli oleh Stante August
Arrhenius ( 1859 – 1927 ), ahli kimia dari swedia, yaitu pada tahun 1887.
Menurut Arrhenius, larutan elektrolit dapat menghantar listrik karena
mengandung ion-ion yang dapat bergerak bebas. Ion-ion itulah yang menghantar
arus listrik melalui larutan. Zat-zat ini NaCl, HCl, NaOH dan CH3COOH
tergolong elektrolit. Adapun zat non-elektrolit dalam larutan tidak terurai
menjadi ion, tetapi tetap berupa molekul.
Elektrolit
senyawa ion dan senyawa kovalen polar
1. Senyawa
Ion
Contoh senyawa ion : NaCl dan NaOH,
terdiri dari ion-ion. NaCl terdiri atas ion-ion Na+ Cl-
dan NaOH terdiri dari ion Na+ dan OH-. Dalam kristal (
Padatan ), ion-ion itu tidak dapat bergerak bebasm melainkan diam pada
tempatnya. Oleh karena itu, padatan senyawa ion tidak menghantarkan listrik,
akan tetapi jika senyawa ion dilelehkan atau dilarutkan maka ion-ion dapat
bergerak bebas sehingga lelehan dan larutan ion dapat menghantar listrik.
2. Senyawa
Kovalen Polar
Senyawa kovalen terdiri dari
molekul-molekul, molekul bersifat netral dan tidak dapat menghantarkan listrik,
contoh kovalen polar : H2O, HCl dan CH3COOH maka molekul
air bersifat polar disebut juga pelarut polar. CH4 bersifat
nonpolar. Jika HCl dan CH3COOH dilarutkan dalam air, dapat mengalami
ionisasi sehingga larutannya dapat mengantar listrik karena antar molekul polar
tersebut terdapat suatu gaya tarik-menarik yang dapat memutuskan ikatan-ikatan
tertentu dalam molekul. Akan tetapi, tidak semua molekul polar dapat mengalami ionisasi dalam air.
0 comments: